Rabu, 30 April 2014

Pariwisata Lokomotif Pembangunan Kepulauan Nias


Pertemuan para Kepala Daerah Kepulauan Nias dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Phoenix Hotel Yogyakarta tanggal 24-25 April 2014 menghasilkan kebulatan tekad untuk mengembangkan pariwisata menjadi lokomotif pembangunan kepulauan Nias.


(dari kiri) Sekda Kab Nisut Haogosokhi Hulu, SE., MM; 
Wabub Nisbar, Hermit Hia, S.IP; 
Walikota Gunungsitoli, Drs. Martinus Lase, M.Sp; 
Bupati Nias, Drs. Sokhiatulo Laoli, MM; 
Dr. Fonali Lahagu (sesepuh masyarakat Nias Jateng dan DIY).
 
Pertemuan berlabel “Workshop Asistensi Penguatan Destinasi Nias” itu merupakan upaya Wamen Kemenparekraf, Dr. Sapta Nirwandar, untuk memfasilitasi terlaksananya lokakarya di Nias, Mei 2014. Tujuannya ialah mencari solusi agar pariwisata Nias naik kelas dari kawasan strategis pariwisata menjadi destinasi wisata utama nasional di kawan Barat Indonesia.

Seriusnya workshop ditandai dengan hadirnya hampir seluruh pejabat teras dari Nias. Tiga Kepala Daerah hadir (Bupati Nias, Drs. Sokhiatulo Laoli, MM; Bupati Nias Barat, Adrianus Aroziduhu Gulo, SH., MH; Walikota Gunungsitoli, Drs. Martinus Lase, M.Sp). Dua lainnya, Drs. Idealisman Dachi, Bupati Nisel dan Drs. Edward Zega, B.Sc., MM dari Nisut, berhalangan hadir.

Sabtu, 26 April 2014

"Perseteruan" Prabowo - Mega


Oleh Yosafati Gulo

PEMBERIAN mandat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi untuk menjadi capres 2014- 2019 ibarat tabung oksigen bagi yang sesak napas di ruang harap-harap cemas atas sikap Mega yang selama ini berkesan tertutup.

Bagi mereka, utamanya pendukung, mandat itu terasa melegakan. Bagaimana dengan Prabowo? Jelas berbeda. Baginya, berita itu ibarat letupan senapan yang mengarah langsung, dan ia pun langsung merespons. Bukan sekadar mengelak, naluri ketentaraannya seakanakan membuatnya siap bertarung. Reaksi publik pun bermunculan.

Joko Widodo (http://www.republika.co.id)
Ada yang senang dan ada yang tidak. Yang kentara adalah adanya anggapan hubungan politik antara Megawati dan Prabowo pecah. Serangan-serangan tersirat Prabowo kepada Jokowi selama masa kampanye pileg, dimaknai sebagai bukti bahwa hubungan antara PDIP dan Gerinda; antara Megawati-Jokowi dan Prabowo; sudah kacau.